Kenali Jenis-jenis Peer Review atau Peninjauan Publikasi Karya Ilmiah

Publikasi karya ilmiah adalah sebuah sistem penerbitan atau penyebarluasan dari hasil penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberi solusi atas berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar karya akademis tersebut hadir dalam bentuk jurnal, sehingga sering pula dapat julukan sebagai jurnal ilmiah.

Sebelum kegiatan publikasi berjalan terdapat semacam penilaian terhadap kualitas karya ilmiah tersebut. Di dunia global, proses ini mendapat sebutan sebagai peer review, yakni pemeriksaan oleh para pakar maupun pihak lain yang memiliki wewenang. Mereka mempunyai pemahaman yang lebih tinggi atas bidang studi yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah tersebut.

Tujuan dari peer review yaitu untuk memberi kepastian jika penulisan suatu karya ilmiah telah memenuhi standar keilmuan dan disiplin ilmiah. Tanpa pemeriksaan secara independen, ada risiko kesalahan, penipuan, plagiasi, dan kecurangan lainnya. Bila ini terjadi bisa menurunkan reputasi penerbit, bahkan dapat memberi dampak buruk di kalangan ilmuwan dan akademik.

Jenis-jenis Peer Review

Jenis-jenis Peer Review

Peer review atau pemeriksaan beserta penilaian kegiatan publikasi karya ilmiah itu terdiri dari beberapa jenis. Setiap sistem punya karakter yang berlainan, tapi sama-sama bisa berpengaruh pada transparansi beserta kualitas pemeriksaan maupun penilaian itu sendiri. Sehingga masing-masing juga punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda dan berikut penjelasannya.

Single Blind Peer Review

Single Blind Peer Review merupakan sistem peninjauan karya ilmiah, di mana pihak pemeriksa bisa mengetahui identitas penulis. Tetapi di sisi lain pihak penulis tidak dapat mengetahui siapa berperan jadi pemeriksa karya tulisnya. Dalam komunitas ilmiah dan publikasi jurnal, metode ini kerap jadi pilihan pertama dan penggunaannya sudah sangat umum di komunitas ilmuwan.

Oleh karena identitas pengulasnya bersifat rahasia, mereka lebih bebas mengeluarkan kritikan tanpa pengaruh dari penulis sehingga penilaiannya bisa lebih objektif. Tapi pada sisi lain dapat pula jadi subjektif sebab ada kemungkinan pihak pemeriksa bergantung pada reputasi pembuat karya. Termasuk organisasi yang menaungi dan mensponsori penulisan karya ilmiah tersebut.

Double Blind Peer Review

Kebalikan dari sistem pertama, dalam metode double blind peer review antara penulis maupun pemeriksa tidak ada yang saling mengenal. Tujuan dari penggunaan sistem ini antara lain untuk memberi kepastian secara lebih tinggi terhadap keadilan dan kualitas pemeriksaan karya tulis. Selain bisa menghindari bias atau prasangka antara penulis dan pemeriksa maupun sebaliknya.

Melalui sistem ini, kegiatan penyebaran karya ilmiah dapat berjalan secara independen karena ada keadilan dalam proses pemeriksaan, peninjauan, dan penilaian. Tapi sayangnya, prosesnya biasanya makan waktu lama dan kebutuhan anggarannya jadi lebih besar. Selain itu sangat sulit memberi kepastian bahwa kedua belah pihak benar-benar tidak saling tahu atau kenal.

Open Peer Review

Open Peer Review memiliki karakteristik yang sangat transparan karena pihak pembuat karya tulis dan pemeriksa saling mengetahui. Di sini peninjau bisa memberi kritik atau masukan dan umpan balik secara terbuka secara bersamaan dengan publikasi karya ilmiah. Sehingga tercipta pula ruang diskusi yang dinamis antar ilmuwan, peneliti, dan kalangan pemerhati lainnya.

Transparansi juga dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan karena masing-masing pihak sama-sama bertanggung jawab terhadap ulasan yang mereka berikan. Namun tidak jarang ada pemeriksa yang enggan memberi kritik secara terbuka karena memiliki hubungan dekat dengan penulis. Hal ini kerap membuat karya tulis ilmiah tersebut kurang punya bobot yang tinggi.

Collaborative Peer Review

Melalui metode collaborative peer review, antara penulis dan peninjau dapat saling kerja sama untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah. Misalnya jika saat pemeriksaan terdapat kesalahan, penulis dapat melakukan perbaikan secara langsung. Apalagi jumlah pemeriksanya tidak hanya satu, sehingga menghasilkan keputusan atau penilaian yang lebih transparan dan objektif.

Namun di balik semua kelebihan tersebut ada risiko terjadi perbedaan pendapat antara peninjau yang satu dengan yang lain. Hal ini dapat membuat proses review jadi lebih lama sehingga dari segi waktu kurang efisien. Apalagi jika ada peninjau yang punya status lebih tinggi dan sering dominan dalam pembuatan keputusan, sehingga penyampaian pendapat jadi kurang merata dan setara.

Post Publication Peer Review

Post Publication Peer Review merupakan salah satu bentuk terbaru dalam rangkaian kegiatan publikasi karya ilmiah. Dalan sistem ini, penilaian dan evaluasi mulai berjalan jurnal tersebut sudah terbit dan ini menjadi suatu keunikan tersendiri. Apalagi siapa saja boleh melibatkan diri untuk berpartisipasi memberi penilaian sekaligus saran perbaikan atau pengembangan.

Dampak positif dari metode tersebut antara lain dapat membantu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi sekaligus mempercepat penyebaran. Akan tetapi karena sifatnya yang terbuka dalam penilaian, bisa memunculkan kritik bias dan tidak mendasar. Bahkan bisa tersusupi oleh kepentingan maupun konflik tertentu hingga perilaku kurang pantas lainnya.

Cascading Peer Review

Cascading peer review merupakan bentuk penolakan suatu naskah ilmiah usai peninjauan dan penilaian. Kendati demikian, penulisnya tetap mendapat saran mempublikasikan ke jurnal lain dalam lingkungan penerbitan yang sama. Sehingga proses publikasi tetap dapat berjalan secara efektif dan hemat waktu karena tidak harus melalui tahapan evaluasi lagi.

Dalam hal ini, penulis bisa menghemat waktu dan tenaga sekaligus mengurangi risiko duplikasi kerja bagi tim peninjau atau penilai. Namun di sini pula tim tersebut tidak memiliki kuasa lagi bikin keputusan terkait ulasan yang telah mereka sampaikan. Sehingga ada kemungkinan nilai kritisnya bisa berkurang dan hal ini berpengaruh pula terhadap kualitas jurnal.

Selain ulasan di atas, ada publikasi karya ilmiah yang tidak memerlukan peninjauan dari pihak eksternal. Penulis dapat menulis jurnal, melakukan koreksi, kemudian menerbitkan sendiri dan punya sebutan non peer review. Dalam sistem ini penulis memang bebas dari segala intervensi, namun tak sedikit yang menganggap kurang kredibel sebagai sumber informasi dan referensi.

Pesan Akhir

Di luar itu semua, masing-masing metode peer review memiliki pengaruh tinggi terhadap hasil peninjauan dan penilaian artikel ilmiah. Agar bisa mendapat kualitas yang maksimal, konsultasikan publikasi karya ilmiah Anda dengan Elaborium Elevasi Indonesia atau Elena. Kami siap sedia membantu melancarkan segala proses publikasi karya ilmiah baik dalam skala nasional maupun internasional.