Science and Technology Index (SINTA) merupakan platform daring yang bertujuan mengindeks dan mengevaluasi kinerja jurnal Indonesia berdasarkan kualitas publikasi dan dampak sitasinya di dunia penelitian dan akademik. Penilaian ini tidak hanya berdasarkan segi kualitas saja, namun juga dampaknya bagi dunia penelitian dan akademik. Selain itu, juga penting bagi kalangan akademisi khususnya mahasiswa dan dosen.
Menurut Hamzah Robbani, S.E.I., M.M., M.H., Direktur PT Elaborium Elevasi Indonesia, terindeksnya jurnal di SINTA memberikan nilai tambah yang signifikan bagi peneliti maupun institusi. Hal ini bukan hanya berdampak pada peningkatan reputasi, tetapi juga menjadi bentuk pengakuan akademik yang berperan penting dalam proses kelulusan, akreditasi program studi, hingga kenaikan jabatan fungsional dosen.
Bahkan jika berhasil meraih peringkat tinggi, pasti banyak akademisi lain yang tertarik membaca atau mengutip.
Contents
Sisi Menarik dari SINTA
Hadir sebagai plaform ilmiah berbasis daring, SINTA berada dalam pengelolaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Forum ini menghadirkan berbagai macam data dan jurnal Indonesia, khususnya yang telah memperoleh pengakuan resmi dari Kemendikbudristek. Sehingga validitas dan originalitasnya sangat terjamin.
SINTA punya peran penting sebagai sumber referensi atau rujukan bagi siapa saja yang sedang membutuhkan jurnal ilmiah yang terpercaya. Sehingga dapat menjadi sarana dan bantuan untuk melaksanakan suatu penelitian. Perguruan tinggi beserta lembaga pendidikan lainnya juga bisa memanfaatkan untuk memamerkan dan mempublikasikan karya ilmiah.
Sisi menarik berikutnya dari SINTA adalah saat ini sudah terkoneksi dengan Google Schoolar dan Scopus. Semua pasti tahu jika keduanya adalah sumber informasi ilmiah yang sangat besar berskala internasional. Sehingga bisa memberi kemudahan bagi kalangan akademik yang ingin mengakses jurnal-jurnal bermutu dan menggunakan secara optimal untuk beragam tujuan.
Tingkatan Kualitas Jurnal SINTA
Segala informasi yang berhubungan dengan jurnal ilmuah harus bisa memenuhi standar sesuai ketentuan. Pernyataan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permenristek) No. 9 Tahun 2018. Salah satu syarat yang mutlak harus terpenuhi tersebut adalah sudah mendapat akreditasi.
Masih dalam Permenristek No. 9 Tahun 2018, ada aturan lain tentang enam tingkatan akreditasi dalam jurnal ilmiah. Adapun penjabaran lengkapnya adalah sebagai berikut:
Jurnal SINTA 1
Tingkatan jurnal Sinta 1 merupakan jurnal yang berada dalam tingkatan paling tinggi dengan nilai paling sedikit 85 hingga 100. Jurnal dalam kategori ini telah terakreditasi oleh ARJUNA, memiliki standar publikasi dan proses peer review yang ketat, serta sebagian besar telah terindeks secara internasional, misalnya di Scopus.
Jurnal SINTA 2
Tingkatan jurnal Sinta 2 wajib memiliki nilai antara 70 sampai 84 dan telah terakreditasi di ARJUNA dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kualitas publikasinya tinggi yang mencakup proses peer review ketat dan tingkat sitasi yang baik.
Jurnal SINTA 3
Tingkatan selanjutnya, jurnal SINTA 3 harus berhasil mendapatkan nilai antara 60 sampai 69 dan telah terakreditasi di ARJUNA. Jurnal nasional ini terbilang cukup mapan karena adanya standar yang baik dan publikasi atau penerbitannya berlangsung secara konsisten.
Jurnal SINTA 4
Pada tingkatan ke empat atau jurnal SINTA 4, nilai akreditasinya berada pada angka 50 sampai 59 dan harus terindeks oleh ARJUNA. Jurnal Indonesia ini merupakan jurnal ilmiah berkualitas menengah, sehingga masih membutuhkan perbaikan sesuai standar dan ketentuan publikasi.
Jurnal SINTA 5
Sebagai tingkatan ke lima, jurnal SINTA 5 mempunyai nilai akreditasi 40 sampai 49 dan harus sudah terdaftar dalam ARJUNA. Kualitasnya berada di bawah kelas menengah sehingga sangat membutuhkan peningkatan yang lebih optimal terutama terhadap unsur editorial dan sitasi.
Jurnal SINTA 6
Terakhir ada jurnal SINTA 6 dengan nilai antara 30 sampai 39 dan telah terdaftar di ARJUNA serta jadi standar minimal jurnal ilmiah Indonesia. Oleh karena berada dalam tingkatan paling bawah, tentu butuh perbaikan yang lebih signifikan agar reputasinya bisa meningkat.
Penjelasan Singkat tentang ARJUNA
Dalam setiap tingkatan jurnal SINTA, selalu ada ketentuan terindeks atau terdaftar di ARJUNA yang merupakan singkatan dari Akreditasi Jurnal Indonesia. ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) merupakan platform atau sistem daring yang dikelola oleh Kemendikbudristek dan memiliki tugas untuk melaksanakan proses akreditasi jurnal ilmiah di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, ARJUNA hadir sebagai sebuah sistem pengelolaan sekaligus pengindeksan karya tulis ilmiah Indonesia. Dari langkah tersebut, harapan untuk meningkatkan visibilitas, kualitas, dan aksesibilitas jurnal ilmiah di tanah air bisa terwujud nyata. Selain itu ada peran lain, yakni memperkuat dan memperkokoh infrastruktur publikasi jurnal ilmiah.
Dengan adanya ARJUNA pula, setiap jurnal ilmiah nasional terutama yang telah terakreditasi bisa lebih mudah terindeks dan terpantau dengan sistematis. Dari sini muncul dampak positif lain berupa dorongan akuntabilitas dan transparansi publikasi ilmiah. Setelah itu dapat menjadi salah satu landasan terbaik untuk meningkatkan kualitas karya tulis ilmiah di Indonesia.
Proses Akreditasi ARJUNA
Proses akreditasi ARJUNA terdiri dari beberapa aspek penting dan yang pertama berhubungan dengan kualitas dan konsistensi publikasi. Terkait hal ini, setiap jurnal harus bikin penerbitan artikel ilmiah secara rutin serta tidak boleh melenceng dari jadwal. Tanpa adanya kedua faktor tersebut, akreditasi jurnal Indonesia tidak dapat berjalan lancar.
Kemudian dari segi editorial, tim editor wajib kompeten dan punya latar belakang pendidikan sesuai tema jurnal serta berasal dari institusi yang berbeda. Demikian pula proses peer review atau peninjauan sejawat, harus berjalan ketat dan transparan. Sehingga penilaiannya bisa lebih adil dan objektif.
Kepatuhan pada standar dan ketentuan atau etika publikasi menjadi aspek penting berikutnya. Segala bentuk kecurangan seperti plagiasi, pemalsuan data, fabrikasi atau rekayasa tidak sah, dan sebagainya tidak boleh terjadi. Termasuk penyusupan kepentingan tertentu yang tak punya kaitan dengan dunia ilmiah dan penelitian, harus ada upaya maksimal untuk mencegah.
Terakhir yang tidak boleh terlupakan, apalagi kalau bukan kualitas maupun relevansi artikel. Setiap penerbitan dan publikasi jurnal harus dapat memberi kontribusi ilmiah sejelas mungkin. Terlebih mengingat bahwa kontribusi merupakan esensi utama dari suatu penelitian. Kontribusi ini misalnya perbaikan metode, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Kesimpulan
Melalui uraian di atas, secara sederhana dapat dikatakan sebelum menerbitkan jurnal Indonesia di SINTA, harus memahami tahapannya. Mulai standar publikasi, akreditasi, etika publikasi, dan lainnya. Agar berjalan lancar, konsultasikan publikasi jurnal ilmiah dengan Elaborium Elevasi Indonesia (Elena). Kami hadir dengan visi dan misi jadi mitra terpercaya membuat jurnal ilmiah berkualitas tinggi.
View this post on Instagram